A. PENGERTIAN
PENELITIAN
Penelitian adalah
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data secara akurat dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut terdapat empat hal
yang perlu dipahami lebih lanjut yaitu :
- Cara ilmiah
- Data
- Tujuan
- Kegunaan
Penelitian itu merupakan cara ilmiah, berarti penelitian itu didasarkan pada
ciri-ciri keilmuan yaitu :
- Rasional artinya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh nalar manusia.
- Empiris artinya cara-cara yang digunakan dalam penelitian itu teramati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat menga mati dan mengetahui cara-cara yang akan digunakan. (Bedakan cara yang digunakan yang tidak ilmiah, misalnya mencari data hilangnya pesawat terbang melalui paranormal, memprediksi data nomor undian dengan bersemedi di tempat-tempat yang dianggap keramat, dll).
- Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
B. HAKEKAT
PENELITIAN
- Penelitian adalah upaya mencari kebenaran akan sesuatu
- Penelitian ilmiah adalah penelitian yang menggunakan metode ilmiah/metode keilmuan
- Penelitian pendidikan adalah penerepan metode ilmiah dalam masalah pendidikan. Sebagai suatu kegiatan yang diarahkan ke-pada pengembangan pengetahuan ilmiah tentang kejadian-kejadian yang menarik perhatian para pendidik.
- Kebenaran dalam penelitian ilmiah adalah kebenaran ilmiah
a. Kebenaran koherensi menganut logika
deduktif, sifatnya rasional
b. Kebenaran korespondensi menganut logika
induktif, sifatnya faktual/empirik (teramati oleh indera kita)
Sesuatu yang menjadi sasaran penelitian biasanya
disebut masa-lah penelitian, yang selanjutnya diangkat menjadi judul
penelitian, dan menggambarkan kaitan antar dua variabel atau lebih. Namun
demikian, tidak semua masalah layak diangkat menjadi judul penelitian.
C. SUMBER
PENGETAHUAN
1. Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang telah
banyak di-ketahui dan digunakan orang.
Keterbatasan sumber ini :
Keterbatasan sumber ini :
a. Tergantung pada orangnya
b. Pengalaman bersifat subyektif
c. Tidak semua pengetahuan dapat dipelajari
2. Wewenang
atau otoritas sering dijadikan pegangan orang dalam hal-hal yang sulit atau
tidak mungkin diketahui melalui pengalaman pribadi.
Kelemahannya :
Kelemahannya :
a. Orang yang berwenang bisa salah
b. Orang yang berwenang sering berbeda
pendapat.
c. Pendapatnya sering bersifat pribadi.
3. Cara berpikir deduktif : Sumbangan pertama bagi perkembang an
pendekatan sistematik dalam menemukan kebenaran diberi kan oleh para ahli
filsafat Yunani (Aristoteles). Bila dasar pemi kirannya benar, maka
kesimpulannya benar.
Kelemahannya :
Kelemahannya :
a. Dimulai dari pemikiran yang benar dulu,
untuk sampai ke-pada kesimpulan yang benar.
b. Sulit menemukan kebenaran universal
Kelebihannya :
Kelebihannya :
a. Memberikan sarana penghubung antara teori
dan penga-laman
b. Dapat menarik kesimpulan berdasarkan teori
yang sudah ada tentang gejala yang seharusnya diamati.
c. Deduktif dapat menghasilkan hipotesis,
suatu bagian penting dalam penelitian ilmiah.
4. Cara berpikir induktif : Berdasarkan kejadian-kejadian yang
diamati ditarik kesimpulan tentang keseluruhan, kesimpulan dicapai dengan jalan
mengamati contoh-contoh, barulah dibuat generalisasi seluruh kelas. Induktif
hanya dapat mutlak apabila kelompok yang menjadi obyek kecil.
Kelemahannya :
Kelemahannya :
a. Banyak masalah tidak dapat dipecahkan
hanya dengan berfikir induktif
b. Penggunaan induksi secara eksklusif
menyebabkan me-numpuknya pengetahuan dan informasi terpisah-pisah, sehingga
tidak banyak mendorong kemajuan pengetahu-an.
5. Pendekatan ilmiah : biasanya dilukiskan sebagai proses dimana
peneliti secara induktif bertolah dari pengamatan mereka menuju hipotesis.
Kemudian secara deduktif peneliti bergerak dari hipotesis ke implikasi logis
hipotesis tersebut.
D. HAKEKAT ILMU
Semua ilmu
mempunyai persamaan dalam metode umum untuk mencapai pengetahuan yang dapat
dipercaya (realibel). Metode penyelidikan itulah yang menentukan apakah suatu
disiplin merupakan ilmu atau bukan.
Beberapa aspek pendekatan ilmiah
1. Asumsi yang dibuat ilmuwan :
- Kejadian-kejadian yang mereka teliti bersifat taat hukum, tidak ada kejadian yang tidak berguna.
- Semua kejadian alam mempunyai faktor antaseden, yang dapat diketahui lewat pengamatan (determinisme univer sal).
- Kebenaran pada akhirnya dapat diperoleh secara tuntas hanya dari pengamatan langsung.
- Ilmu sama dengan pengamatan empiris.
- Ilmu tidak menggantungkan diri kepada orang yang mempunyai otoeitas sebagai sumber kebenaran.
2. Sikap para ilmuwan :
- Ilmuwan adalah orang yang sangsi, yang meragukan setiap data ilmu.
- Ilmuwan bersikap obyektif dan tidak memihak.
- Ilmuwan berurusan dengan fakta-fakta
- Ilmuwan tidak puas dengan fakta yang terpisah.
3. Teori
ilmiah : Puncak teori ilmiah dalam bentuk perumusan teoritis.
Teori adalah sebagai himpunan pengertian (contruct atau concept) yang saling berkaitan, batasan, serta proposi yang menyajikan pandangan sitematis tentang gejala-gejala dengan jalan menetapkan hubungan yang ada di antara variabel-variabel, dan dengan tujuan untuk menjelaskan serta meramalkan gejala-gejala tersebut.
Teori adalah sebagai himpunan pengertian (contruct atau concept) yang saling berkaitan, batasan, serta proposi yang menyajikan pandangan sitematis tentang gejala-gejala dengan jalan menetapkan hubungan yang ada di antara variabel-variabel, dan dengan tujuan untuk menjelaskan serta meramalkan gejala-gejala tersebut.
4. Keterbatasan
pendekatan ilmiah dalam ilmu-ilmu sosial :
- Kepelikan masalah
- Kesukaran dalam pengamatan
- Kesukaran dalam replikasi
- Interaksi antara pengamatan dan subyek
- Kesukaran dalam pengendalian
- Masalah pengukuran.
E. PROSES PENELITIAN
Penelitian itu
dimulai dengan adanya masalah. Masalah merupakan penyimpangan antara yang
diharapkan dengan yang terjadi. Masalah tersebut selanjutnya ingin dipecahkan
oleh peneliti melalui penelitian. Supaya arah penelitian menjadi lebih jelas
maka peneliti perlu berteori sesuai dengan lingkup permasalahan. Dengan
berteori itu maka peneliti dapat membangun kerangka pemikiran sehingga dapat
digunakan untuk menjawab permasalahan yang diajukan. Jawaban terhadap permasala-han yang baru
menggunakan teori tersebut dinamakan hipotesis. Jadi hipotesis penelitian itu merupakan jawaban
sementara terhadap rumu-san masalah penelitian. Dikatakan sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawabanya baru
menggunakan teori.
Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih
sementara (hipotesis) itu maka peneliti melakukan pengumpulan data pada obyek
tertentu. Karena obyek sebagai poulasi terlalu luas, maka peneliti menggunakan
sampel yang diambil dari poulasi itu. Sampel yang diambil dari poulasi itu
haruslah sampel yang representatif (mewakili). Untuk keperluan ini maka diperlukan
teknik statistik untuk menemukan jumlah sampel.
Setelah populasi dan sampel sebagai obyek
penelitian ditetapkan oleh peneliti, maka langkah selanjutnya peneliti
mengumpulkan data dari obyek itu (obyek dapat manusia atau benda alam). Untuk
dapat mengumpulkan data dengan teliti, maka peneliti perlu menggunakan
instrumen penelitian (alat ukur). Instrumen yang baik adalah instrumen yang valid dan realibel. Dengan instrumen yang
valid dan realibel ini diharapkan didapat data yang valid dan realibel pula.
Bila peneliti ingin menyusun instrumen tersebut harus diuji validitas dan reliabilitasnya.
Untuk keperluan ini maka diperlukan tekhnik statistik yang dapat digunakan
untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen.
Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dari populasi
atau sampel yang ditetapkan selanjutnya dideskripsikan melalui penyajian data.
Dengan demikian gambar menjadi jelas baik bagi peneliti sendiri maupun oleh
orang lain yang berminat untuk mengetahui. Untuk keperlu-an penyajian data ini,
maka diperlukan teknik stastitik, yaitu stastitik deskriptif.
Kegiatan penelitian selanjutnya adalah melakukan analisis data. Analisis
data dilakukan terutama untuk menjawab rumusan masalah, dan menguji hipotesis
yang telah diajukan. Terdapat pula dua macam hipotesis, yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis stastitik. Pengertian hipotesis penelitian seperti
telah dikemukakan di atas yaitu
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Sedangkan hipotesis stastitik adalah dugaan keadaan populasi dengan menggunakan data sampel.
Dengan demikian penelitian yang melakukan pengujian hipotesis stastitik adalah penelitian yang menggunakan data
sampel. Bila peneliti merumuskan hipotesis penelitian dan ingin mengujinya
dengan menggu-nakan data populasi (bukan sampel) maka peneliti tidak akan
menguji hipotesis stastitik.
Ciri khas adanya pengujian hipotesis statistik adalah adanya taraf kesalahan yang
ditetapkan, atau taraf signifikansi. Untuk keperlu-an pengujian hipotesis
penelitian maupun statistik maka diperlukan tekhnik statistik.
Setelah analisis dilakukan, sehingga dapat dibuat
keputusan hipo-tesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka kegiatan
penelitian selanjutnya adalah
memberikan pembahasan. Pembahasan merupakan ”pencandraan” terhadap hasil
penelitian maupun analisis dengan menggunakan berbagai referensi, sehingga
hasil penelitian maupun analisisnya akan lebih dapat diyakini oleh pihak-pihak
lain.
Langkah akhir dari kegiatan penelitian adalah membuat kesimpulan dan memberikan
saran-saran. Kesimpulan ini merupakan jawaban rumusan masalah penelitian dengan
menggunakan data yang telah diperoleh (bukan hanya teori). Selanjutnya
berdasarkan kesimpulan itu peneliti memberikan saran-saran. Saran-saran yang
diberikan harus betul-betul dari hasil penelitian, bukan pemikiran.