Peserta
didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain
untuk dapat tumbuh kembang menjadi manusia yang utuh. Dalam perkembangannya,
pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi dan saling berpengaruh
antar sesama peserta didik maupun dengan proses sosialisasi. Dengan mempelajari
perkembangan hubungan sosial diharapkan dapat memahami pengertian dan proses
sosialisasi peserta didik.
Kebutuhan
berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan, disaat
itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota
keluarganya. Anak mulai mampu membeda kan arti senyum dan perilaku sosial lain,
seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang.
Perkembangan
sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai
individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai
atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan
lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau
percintaan. Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti
opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingku ngan
sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat
dipertanggung jawabkan misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan
lain-lain. Tapi ada juga beberapa remaja yang terpengaruh perilaku tidak
bertanggung jawab teman sebayanya, seperti : mencuri, free sex, narkotik,
miras, dan lain-lain. Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat
dalam arti kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial,
situasi dan relasi baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Masa dewasa, yang merupakan
masa tenang setelah mengalami berbagai aspek gejolak perkembangan pada masa
remaja. Meskipun segi-segi yang dipelajari sama tetapi isi bahasannya berbeda,
karena masa dewasa merupakan masa pematangan kemampuan dan karakteristik yang
telah dicapai pada masa remaja. Oleh karena itu, perkembangan sosial orang
dewasa tidak akan jauh berbeda kaitannya dengan perkembangan sosial remaja.
Dengan
mempelajari perkembangan peserta didik kita akan memperoleh beberapa
keuntungan.
Pertama, kita akan
mempunyai ekspektasi yang nyata tentang anak dan remaja. Dari psikologi
perkembangan akan diketahui pada umur berapa anak mulai berbicara dan mulai
mampu berpikif abstrak. Hal-hal itu merupakan gambaran umum yang terjadi pada
kebanyakan anak, di samping itu akan diketahui pula pada umur berapa anak
tertcntu akan memperoleh keterampilan perilaku dan emosi khusus.
Kedua, pengetahuun
tentang psikologi perkembangan anak membantu kita untuk merespons sebagaimana
mestinya pada perilaku tertentu dari seorang anak. Bila seorang anak dari Taman
Kanak-kanak tidak man sekolah lagi karena diganggu temannya, apa yang harus
dilakukan oleh guru dan orang tuanya? Bila anak selalu ingin merebut mainan
temannya apakah dibiarkan saja? Psikologi perkembangan akan membantu menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu dan menunjukkan sumber-sumber jawaban serta pola-pola
anak mengenai pikiran, perasaan dan perilakunya.
Ketiga, pengetahuan
tentang perkembangan anak akan membantu mengenali berbagai penyimpangan dari
perkembangan yang normal. Bila anak umur dua tahun belum berceloteh (banyak
bicara) apakah dokter dan guru harus mengkhawatirkannya? .Bagaimana bila hal
itu terjadi pada anak umur tiga atau empat tahun? Apa yang perlu dilakukan bila
remaja umur lima belas tahun tidak mau lagi sekolah karena keinginannya yang
berlebihan yaitu ingin melakukan sesualu yang menunjukkan sikap “jagoan”?
Jawaban akan lebih mudah diperoleh apabila kita mengetahui apa yang biasanya
terjadi pada anak atau remaja.
Keempat, terakhir,
dengan mempelajari perkembangan anak akan membantu memahami diri sendiri.
Psikologi perkembangan akan secara terbuka mengungkap proses pertumbuhan
psikologi, proses-proses yang akan dialami pada kehldupan sehari-hari. Yang
lebih penting lagi, pengetahuan ini akan membantu kita memahami apa yang kita
alami sendiri, misalnya mengapa masa puber kita lebih awal atau lebih lambat
dibandingkan dengan teman- teman lain.
PENTINGNYA MEMAHAMI PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN ANAK :
- Pada masa anak (umur SD) terjadi proses perkembangan yang cepat. Hal ini dapat kita lihat pada tahun pertama,pertumbuhannya akan terlihat begitu cepat.
- Kesan pertama/tanggapan awal akan berpengaruh lama dalam perkembangan anak. Ada ungkapan, kecil teranja-anja besar terbawa-bawa, belajar diwaktu kecil bagai mengukir di atas batu, belajar sesudah dewasa bagai mengukir di atas air. Ungkapan ini menunjukkan bahwa apa yang diperoleh pertama akan menentukan perkembangan selanjutnya.
- Sesuatu yang kompleks dapat dianalisis dari yang sederhana. Contoh kalimat yang panjang mesti terdiri dari kalimat yng pendek.
Berikut ini
adalah beterapa hal yang mendasari pentingnya mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik.
- Masa perkembangan yang cepat. Pada anak terjadi pertumbuhan-pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan perubahan-perubahan yang dialami species lain. Perubahan fisik, misalnya pada tahun pertama lebih cepat dari pada tahun-tahun berikutnya. Hal yang sama terjadi juga pada perubahan yang menyangkut interaksi sosial, perolehan dan penggunaan, bahasa kemampuan mengingat serta berbagai fungsi lainnya.
- Pengaruh yang lama. Alasan lainnya mengapa mempelajari anak ialah bahwa peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun awal menunjukkan pengaruh yang lama dan kuat terhadap perkembangan individu pada masa-masa berikutnya. Kebanyakan ahli teori psikologi berpendapat bahwa apa yang terjadi hari-ini sangat banyak ditentukan oleh perkembangan kita sebagai anak.
- Proses yang kompleks. Sebagai peneliti yang mencoba memahami perilaku orang dewasa yang kompleks, berpendapat bahwa mengkaji tentang bagaimana perilaku itu pada saat masih sederhana akan sangat berguna. Misalnya ialah bahwa kebanyakan orang dapat membuat kalimat yang panjang dan dapat mengerti oleh orang lain. Manusia mampu berkomunikasi dari cara yang sederhana sampai yang kompleks karena bahasa yang dipergunakan mengikuti aturan-aturan tertentu. Tetapi menentukan apa aturan itu dan bagaimana menggunakan adalah sulit. Suatu pendekatan terhadap masalah ini adalah dengan mempelajari proses kemampuan ‘berbahasa. Anak membentuk kalimat yang hanya terdiri atas saiu atau dua kata, kalimat itu muncul dengan mengikuti aturan yang diajarkan orang dewasa. Dengan mengkaji kalimat pertama tersebut, para peneliti bahasa bertambah wawasannya tentang mekanisme cara berbicara orang dewasa yang lebih kompleks.
- Nilai yang ditempatkan. Kebanyakan ahli psikologi perkembangan melakukan penelitiannya dalam laboratorium dan sering kali mengkaji pertanyaan-pertanyaan teoritis berdasarkan hasil penelitiannya. Produk penelitian ini kadang-kadang dapat diterapkan di dunia nyata. Misalnya penelitian tentang tahap awal perkembangan sosial yang secara relevan berkaitnn dengan orang tua tentang peranannya dalam kehidupannya sehari-hari, percobaan tentang strategi pemecahan masalah pada anak akan memberikan informasi berharga mengenai metode mengajar yang baik. Hasil dari penelitian atau pengkajian teoritis dapat secara langsung atau tidak dapat mempengaruhi pola pendidikan atau pengajaran.
- Masalah yang menarik. Anak merupakan makhluk yang mengagumkan dan penuh teka-teki serta menarik untuk dikaji. Kemudahan anak umur dua tahun untuk mempelajari bahasa ibunya dan kreativitas anak untuk bermain dengan temannya merupakan dua hal dari karakterstik atiak yang sedang berkembang. Misalnya banyak lagi hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan anak yang merupakan misteri dan menarik. Dalam hal ini ilmu pengetahuan Iebih banyak menjumpai pertanyaan-pertanyaan dari pada jawabannya.
HAKEKAT PERTUMBUHAN &
PERKEMBANGAN
Pertumbuhan
berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang berkaitan dengan pertumbuhan
biologis seseorang. Pertumbuhan adalah perubahan fisiologis sebagai hasil
proses pematangan fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak sehat,
berjalan pada suatu periode tertentu.
Perkembangan
secara umum diartikan suatu perubahan aspek psikis dari kurang terdiferensiasi
menuju deferensiasi, terarah, terorganisasi dan terintegrasi meningkat secara
bertahap menuju kesempurnaan, dari samar-samar menuju ke yang lebih terang.
Perubahan tersebut berlangsung terus dari yang sederhana menuju ke kompleks,
hasil perkembangan sebelumnya diteruskan pada periode berikutnya..
Speaker(1996)
dalam sunarto dan Agung H(2007;38) mengemukakan dua macam pengertian yang
berkaitan dengan perkembangan, yaitu :
- Ortogenetik, perkembangan sejak terbentuknya individu baru sampai dewasa.
- Filogenetik, perkembangan asal-usul manusia sampai sekarang.
A. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
Sejak awal tahun
1980-an semakin diakuinya pengaruh keturunan (genetik) terhadap perbedaan
individu. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian perilaku genetik yang
mendukung, pentingnya pengaruh keturunan menunjukkan tentang pentingnya
pengaruh lingkungan. Perilaku yang kompleks yang menarik minat para ahli psikologi
(misalnya temperamen, kecerdasan dan kepribadian) mendapat pengaruh yang sama
kuatnya baik dari faktor-faktor lingkungan maupun keturunan (genetik).
Aspek apa sajakah yang mempengaruhi faktor genetik? Menurut Santrok (1992), banyak aspek yang dipengaruhi
laktor genetik. Para ahli genetik menaruh minat yang sangat besar untuk
mengetahui dengan pasti tentang variasi karakteristik yang dapat dipengaruhi
oleh faktor genetik. Kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek-yang
paling banyak ditelaah yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh keturunan.
- Faktor sebelum lahir.
Kekurangan
nutrisi pada ibu hamil, janin terkena virus HIV, keracunan dalam kandungan akan
memmpengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang.
- Faktor saat lahir.
Proses
kelahiran yang tidak normal misalnya dilakukan dengan bantuan
tang(tabgver-lossing), tekanan dinding rahim ibu saat kelahiran sehingga
berefek pada pusat sausunan saraf, dan atau kelahiran dengan pendarahan.
- Faktor sesudah kelahiran.
Misalnya
kecelakaan sehingga menimbulkan cacat jasmani, demikian juga pengalaman
traumatik pada kepala.
- Faktor psikologis
misalnya
bayi disengsarakan ibunya,orang tuanya meninggal. Anak-anak yang demikian akan
memiliki kehampaan psikis, kering perasaan, sehingga menyebabkan kelambanan
dalam perkembangan psikisnya.
- Faktor Kecerdasan
Arthur
Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwal kecerdasan itu diwariskan
(ditururikan). la juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai
peranan minimal dalam kecerdasan. Dia telah melakukan beberapa penelitian
tentang kecerdasan, di antaranya ada yang membandingkan tentang anak kembar
yang berasal dari satu telur (identical twins) dan yang dari dua telur
(fraternal twins). Identical twins memiliki genetik yang identik, karena itu kecerdasan
(IQ) seharusnya sama. Fraternel twins pada anak sekandung genetiknya tidak sama
karena itu IQ-nya pun tidak sama. Menurut Jensen bila pengaruh lingkungan lebih
penting pada identical twins yang dibesarkan pada dua lingkungan yang berbeda,
seharusnya menunjukkan IQ yang berbeda pula. Kajian terhadap hasil penelitian
menunjukkan bahwa identical twins yang dibesarkan pada dua lingkungan yang
berbeda korelasi rata-rata IQ-nya. 82. Dua saudara sekandung yang dipelihara
pada dua lingkungan yang berbeaa korelasi rata-rata IQ-nya, 50. Banyak
ahli-ahli yang mengkritik Jensen. Salah seorang di antaranya mengkritik tentang
definisi kecerdasan itu sendiri. Menurut Jensen IQ yang diukur dengan tes
kecerdasan yang baku merupakan indikator kecerdasan yang baik. Kritik dari ahli
lain ialah bahwa tes IQ hanya menyentuh sebagian kecil saja dari kecerdasan.
Cara individu niemecahkan masalah sehari-hari. penycsuaian dirinya terhadap
lingkungan kerja dan lingkungan sosial, merupakan aspek-aspek kecerdasan yang
penting dan tidak terukur oleh tes kecerdasan baku yang digunakan oleh Jensen.
Kritik kedua menyatakan bahwa kebanynkan .penelitian tentang keturunan dan
lingkungan tidak mencakup lingkungan-lingkungan yang berbeda secara radikal.
Karena itu tidaklah mengherankan bahwa studi tentang genetik menunjukkan bahwa
lingkungan mempunyai pengaruh yang lemah terhadap kecerdasan. Menurut Jensen
pengaruh keturunan terhadap kecerdasan sebesar 80 person. Kecerdasan memang
dipengaruhi oleh keturunan tetapi kebanyakan ahli perkembangan menyatakan bahwa
penganih itu berkisar sekitar 50 persen.
- Temperamen
Temperamen
adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespons. Ahli-ahli
perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat
aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi
lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat pada waktu
yang lama dan sebagian lagi tidak demikian. Sebagian bayi merespons orang Iain
dengan hangat, sebagaian lagi pasif dan acuh tidak acuh. .Gaya-gaya perilaku
tersebut di atas menunjukkan temperamen seseorang.
Menurut
Thomas & Chess (1991) ada tiga
tipe dasar temperamen yaitu mudah, sulit, dan lambat untuk dibangkitkan
- Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyesuaikan diri dengan pengalaman baru
- Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi secara negatif serta sering menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
- Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah, kadang-kadang negatif, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.
Beberapa
ahli perkembangan, termasuk Chess dan Thomas, Berpendapat bahwa temperamen adalah
karakteristik bayi yang baru lahir dan akan dibentuk dan dimodifikasi oleh
pengalaman-pengalaman anak pada masa-masa berikutnya. Para peneliti menemukan
bahwa indeks pengaruh lingkungan terhadap temperamen sebesar .50 sampai .60
menunjukkan lemahnya pengaruh tersebut. Kekuatan pengaruh ini biasanya menurun
saat anak itu tumbuh menjadi- lebih besar. Menetap atau konsisten tidaknya
temperamen bergantung kepada “kesesuaian” hubtingan antara anak dengan orang
tuanya. Orang tua mempengaruhi anak, tetapi anak pun mempengartihi orang tua.
Orang tua dapat menjauh dari anaknya yang sulit, atau mereka dapat menegur dan
menghukumnya, hal ini akan menjadikan anak yang sulit menjadi lebih sulit lagi.
Orang tua yang luwes dapat inemberi pengaruh yang menen’angkan terhadap anak
yang sulit atau akan tetap menunjukkan kasih sayang walau anak menjauh atau
berkeras kepala.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa keturunan mempengaruhi temperamen. Tingkat
pengaruh ini bergantung pada respons orang tua terhadap anak-anaknya dengan
pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalani lingkungan.
- Faktor Interaksi keturunan lingkungan dan perkembangan.
Keturunan
dnn lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu
dengan kecerdasan, temperamen tinggi dan berat badan, minat yang khas. Bila
seorang gadis cantik dan cerdas terpilih menjadi ketua OSIS, apakah k:ta akan
berkesimpulan bahwa keberhasilannya itu hanya karena lingkungan atau lainnya
karena keturunannya? tentu saja karena keduanya. Karena pengaruii lingkungan
bergantung kepada karakteristik genetik, maka dapat dikatakan bahwa antara
keduanya. terdapat interaksi. Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada
awal perkembangan anak dan berlanjut terus sr.mpai dewasa. Kita ketahui pula
bahwa dengan dibesarkan pada kelur.rga yang sama dapat terjadi perbedaan
kecerdasan secara individual dengan varjasi yang kecil pada kepribadian dan
minat. . Salah satu alasan terjadinya hal itu ialah mungkin karena keluarga
mempunyai penekanan yang sama kepada anak-anaknya berkenaan dengan perkembangan
kecerdasan yaitu dengan mendorong anak mencapai tingkal tertinggi. Mereka tidak
mengarahkan anak ke arah minat dan kepribadian yang sama. Kebanyakan orang tua
menghendaki anaknya untuk mencapai tingkat kecerdasan di atas rata-rata. Apakah
yang .perlu diketahui tentang interaksi antara keturunan dengan lingkungan
dalam perkembangan? Kita perlu mengetahui lebih banyak tentang interaksi
tersebut dalam perkembangan yang berlangsung normal. Misalnya, apakah arti
perbedaan IQ antara dua orang sebesar 95 dan 1257 Untuk dapat menjawabnya
diperlukan informasi tentang pengaruh-pengaruh budaya dan genetik. Kita pun
perlu mengetahui pengaruh keturunan terhadap seluruh siklus kehidupan. Contoh
lain pubertas dan menopause bukanlah semata-mata hasil lingkungan, walaupun
pubertas dan menopause dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti
nutrisi, berat, obat-obatan dan kesehalan, evolusi dasar dan program genetik.
Pengaruh keturunan pada pubertas dan menopause tidak dapat diabaikan.
B. FASE-FASE
PERKEMBANGAN
Setiap orang
berkembang dengan karakteristik tersendiri. Hampir sepanjang waktu perhatian
kita tertuju pada keunikan masing-masing. Sebagai manusia, sctiap orang melalui
jalan-jalan yang umum. Setiap diri kita mulai belajar berjalan pada usia satu
tahun, berjalan pada usia dua tahun, tenggelam pada -permainan fantasi pada
niasa kanak-kanak dan belajar mandiri pada usia remaja. Apakah yang dimaksud
oleh para ahli psikologi dengan perkembangan individu? Menurut Santrok dan
Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada
saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Dalam
perkembangan terdapat pertumbuhan. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan
hasil (produk) dari beberapa proses: proses biologis, proses kognitif dan
proses sosial.
Proses-proses biologis meliputi perubahan-perubahan fisik individu. Gen yang
diwarisi dari orang tua, perkembangan otak, penambahan tinggi dan berat,
keterampilan motorik, dan perubahan-perubahan hormon pada masa puber
mencerminkan peranan proses-proses biologis dalam perkembangan.
Proses kognitif meluputi perubahan-perubahan yang terjadi pada individu
mengenai pemikiran, kecerdasan dan bahasa. Mengamati gerakan mainnn bayi yang
digantung, menghubungkan dua kata menjadi kalimat, menghafal. puisi dan
memecahkan soal-soal matematik» mencerminkan peranan proses-proses kognitif
dalam perkembangan anak.
Proses-proses sosial meliputi perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan
individu dengan orang lain, perubahan-perubahan dalam emosi dan
perubahan-perubahan dalam kepribadian. Senyuman bayi srbagai respons terhadap
sentuhan ibunya, sikap agiesif anak laki-laki terhadap teman mainnya,
kewaspadaan seorang gadis terhadap lingkungannya mencerminkan peranan proses
sosial dalam perkembangan anak. Hendaknya selalu diingat bahwa antara ketiga
proses, yaitu biologis, kognitif, dan sosial terdapat jalinan yang kuat. Anda
akan mengetahui bagaimana proses sosial membentuk proses-proses kognilif. Akan
sangat membantu untuk mempelajari berbagai proses yang mempengaruhi
perkembangan anak dengan tetap mengingat bahwa Anda sedang mempelajari
perkembangan anak yang terintegrasi sebagai manusia seutuhnya dan memiliki
seutuhnya dan memiliki kesatuan jiwa dan raga. Perubahan pada perkembangan
merupakan produk dari proses-proses biologis, kognitif dan sosial.
Proses-proses itu terjadi pada perkembangan manusia yang berlangsung pada
keseluruhan siklus hidupnya. Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan
maka dilakukan pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan
sebutan fase. Santrok dan Yussen membaginya atas lima yaitu: fase pranatal
(saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak akhir dan
fase remaja. Perkiraan waktu ditentukaii padn setiap fase tintuk memperoleh
gambaran waktu suatu fase itu dimulai dan berakhir.
- Fase pra natal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampunn berperilaku, dihasilkan dalam waktu Iebih kurang sembilan bulan.
- Fase bayi adalah saat perkembangan yang brrlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa ynng sangat. Bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi.
- Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah. Selama fase ini mereka belajnr melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-keteranipilan yang berkaitan dengan kesiapan unttik bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan temannya. Memas.uki kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini.
- Fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai memasuki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.
Masa remaja
adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dr.ri masa Nanak-kanak ke masa
dewasa? aval, yang dimulai kira-kira timur 10 sampai 12 tahun dan berakhir
kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahan-penibahan fisik
yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian-bagian badan,
bcrkembangnya karakteristik seksual seperti membesarnya payudara, tumbuhnya rambut
pada bagian tertentu dan perubahan sua.a. Pada fase ini dilakukan upaya-upaya
untuk mandiri dan pencarian identifas diri. Pemikirannya Iebih !ogis, abstrak
dan idealis. Semakin lama banyak waktu dimanfaatkan di luar.keluarga.
Pada saat ini para ahli perkembangan tidak lagi berpendapat bahwa
perubahan-perubahan akan berakhir pada fase ini. Mereka mengatakan bahwa
perkembangan merupakan proses yang terjadi sepanjang hayat.
Hukum Pertumbuhan dan
Perkembangan
Hukum-hukum
tersebut Sunarto dan Agung Hartono(2007: 46-49) menulis sbb :
- Hukum Cephalocoudal : Bahwa dalam pertumbuhan fisik khususnya dimulai dari kepala ke arah kaki. Contoh : bayi menggunakan mulut, mata lebih cepat dari pada kaki, tangan.
- Hukum Proximodistal Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang mengatakan bahwa pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ketepi. Alat-alat tubug di pusat (jantung, hati, paru-paru dll) berfungsi terlebih dahulu dari pada anggota tubuhnya.
Perkembangan terjadi dari
umum ke khusus.
Pada
setiap aspek pertumbuhan dan perkembangan dimulai dari hal-hal yang bersifat
umum, kemudian sedikit demi sedikit menuju ke hal yang khusus.
1. Perkembangan
berlangsung sesuai dengan tahap perkembangan
Dalam setiap perkembangan terjadi tahap-tahap
perkembangan yang mesti dilalui oleh setiap aspek perkembangan. Pada umumnya
para ahli membagi tahap-tahap perkembangan manusia sebagai berikut :
- Masa pralahir.
- Masa bayi (0-2 tahun)
- Masa kanak-kanak (3-5 tahun)
- Masa anak anak (6-12 tahun)
- Masa awal remaja(13-15 tahun)
- Masa remaja ( 16-20 tahun)
- Masa akhir remaja(21-24 tahun)
- Masa dewasa(25-60 tahun)
- Masa awal dewasa(25-30 tahun)
- Masa dewasa (31-45 tahun)
- Masa akhir dewasa (46-60 tahun)
- Masa tua (61 tahun keatas)
- Masa lansia (71 tahun keatas)
2. Hukum
tempo dan Irama Perkembangan
Tahap perkembangan berlangsung secara
berurutan, terus menerus, tetap. Berlaku secara terus umum dalam suatu tempo
dan irama perkembangan sesuai dengan irama masing-masing individu.
Gejala kelambatan perkembangan dapat dilihat
pada:
- Jika pertumbuhan fisik jauh tertingal dengan bayi lain tanpa sebab khusus, maka dapat diupahami fisiknya tergangu.
- Jika kemampuan berbicara terlambat dibanding dengan anak lain pada masa perkembangan, diperkirakan fungsi fisiknya mengalami hambatan
DAFTAR PUSTAKA :
Hendri
Agustin. 2001. Psikologi Perkembangan. Bandung:
Aditama
Marsudi
Saring,dkk.2008. Perkembangan Peserta Didik. Surakarta : UMS press.
Monk
knoers. 1998.Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Reni
Akbar.2001.Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Grasindo.